Istri
shalihan yaitu wanita yang mentaati suaminya selama tidak untuk bermaksiat.
Namun, jika suami-nya menyuruh berbuat maksiat, maka ia tidak mentaatinya dan
tidak menurutinya, tetapi ia memperingatkannya dengan bijaksana dan nasehat
yang baik.
Firman
Allah: “Wanita-wanita yang shalihah adalah yang taat dan menjaga diri di kala
suaminya tidak ada karena mereka telah dijaga oleh Allah.” (QS. An-Nisa: 34)
Qaanitaat
yaitu wanita yang taat kepada Allah dan melaksanakan kewajibannya sebagai
seorang istri. Yang menjaga diri saat suaminya tidak ada; yaitu wanita yang
menjaga diri dan harta suaminya di saat suaminya tidak ada di rumah sebagaimana
ia menjaga rahasia rumah tangga.
Adapun
tipe-tipe istri shalihah, antara
lain:
- Istri yang mendidik anak-anaknya sendiri, tidak menyerahkannya kepada pembantu, membiarkannya di jalan, atau menyerahkannya kepada orang lain. Ia mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang shalih, jujur, istiqamah, dan berperilaku baik. Nabi Muhamad SAW bersabda : Seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan akan dimintai pertanggungjawabannya atas apa yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari pada bab Al-Jumu’ah no. 893)
- Istri yang menerima dengan lapang dada rejeki yang telah diberikan Allah kepadanya dan kepada suaminya. Allah SWT berfirman : “Dan berilah pemberian kepada mereka. Orang yang mampu menurut kemampuannya dan orang yang miskin menurut kemampuannya. Yang demikian adalah kewajiban bagi orang-orang yang berbuat kebijakan.” (QS. Al-Baqarah: 236)
Wanita
tersebut adalah seorang istri yang pandai mengatur rumah tangga, hidup hemat,
dan tidak menghamburkan harta.
- Istri yang berhias dengan akhlak mulia. Ucapan-ucapannya selalu bagus dan kata-katanya selalu indah.
- Istri yang mempergauli suaminya dan keluarga suaminya dengan baik, khususnya kepada ibu suaminya. Ia juga bergaul baik dengan tetangga dan pembantunya.
- Istri yang menghormati perasaan suaminya. Ia senantiasa menemani suaminya dalam segala suasana hati dan emosinya.
- Istri yang berterima kasih atas kebaikan perbuatan suaminya karena hal ini bisa melahirkan cinta.
- Istri yang bisa menjadikan suaminya menemaninya, berhias hanya untuk suaminya, ingin selalu bersih badan dan rumahnya, dan saling berbagi perasaan cinta dan ucapan-ucapan yang baik.
- Tidak pernah menolak jika suaminya menginginkannya, mempergauli suaminya dengan baik, menjaga rahasianya, membantu suaminya melaksanakan kewajiban berumah tangga, dan jika suaminya marah, dia tidak tidur hingga suaminya ridha kepadanya.
- Istri yang membantu suaminya untuk bekerja secara halal, memberi makan dengan makanan yang halal, memberi pakaian dengan pakaian yang halal, dan berperilaku dengan perilaku yang halal.
- Istri yang membantu suaminya untuk taat kepada Allah, menjaganya dari api neraka, dan ingin melihat suaminya di surga.
- Istri yang tidak berhias untuk selain suaminya, tidak menampakkan perhiasan selain kepada mahram-nya, tidak memperlembut ucapan sehingga orang yang hatinya berpenyakit menginginkannya, dan selalu menjauhi yang syubhat.
Daftar
Pustaka : Dr Nazhmi Khalil Abul Atha. Menuntun
Cinta Menuju Surga. Dar As-Salam Kairo. Jogjakarta: 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
makasih yah sudah berkomentar di Blog Anggis